Senin, 19 November 2018

Kebudayaan Suku Bangsa di Indonesia


Assalamualaikum wr.wb
Hallo teman-teman semua disinii Saya Dita Eka Ayu Indarwatii dalam pengalaman pertama kali saya dalam membuat blog , saya akan membahas tentang etnografi indonesia dimana  banyak suku di indonesia ini dan beraneka ragam kebudayaan nya, yang mungkin ada beberapa suku yang unik yang belum kita ketahuii macam-macam adat kebudayaan mereka. Disini saya akan membahas beberapa suku yang sangat unik sekali dalam adat istiadat kebudayaan nya mungkin diantara kalian ada yang belum mengetahui bagaimana kehidupan mereka dan budaya-budaya apa saja yang ada. Suku Bangsa di Indonesia banyak sekali tetapi disini saya tidak membahas semua suku tersebut, hanya ada beberapa saja yang saya ambil mungkin itu unik dan perlu kita ketahuii. Silahkan simak berikut ini penjelasannya

ETNOGRAFI INDONESIA
  



          Etnografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethnos (etni, masyarakat, komunitas), dan graphein (lukisan, gambaran, paparan. Dari segi bahasa, etnografi berarti deskripsi atau gambaran tentang suatu masyarakat, dan penggambaran suatu masyarakat dalam hal ini adalah gambaran kebudayaan masyarakat. Menurut James P.Spradley, etnografi merupakan pekerjaan mendeskripsikan suatu budaya dengan tujuan memahami pandangan hidup dari sudut pandang "penduduk asli" atau pelaku kebudayaan terhadap budayanya. Budaya suku bangsa di Indonesia sangat beragam . Kebudayaan di Indonesia melalui sudut pandang Kerangka Etnografi  ( 7 Unsur Budaya).

          BUDAYA LOKAL DI INDONESIA
     Beberapa kebudayaan lokal yang berkembang di Indonesia, antara lain sebagai berikut:
 A. Kebudayaan Suku Bangsa Dayak
        
 1.  Sistem Bahasa

         

            Keberagaman etnis dan suku bangsa menyebabkan bahasa indonesia dipengaruhi oleh berbagai dialek. Namun kebanyakan bahasa daerah ini hanya digunakan dalam lingkungan keluarga dan tempat tinggal, tidak digunakan secara resmi sebagai bahasa pengantar di pemerintahan maupun pendidikan. Sebagian besar suku Kalimantan Tengah terdiri dari suku bangsa Dayak. Suku bangsa dayak sendiri terdiri atas beberapa sub-suku bangsa. Bahasa Dayak Ngaju adalah bahasa dayak yang paling luas digunakan di Kalimantan Tengah, terutama didaerah sungai Kahayan dan Kapuas, bahasa Dayak Ngaju juga terbagi lagi dalam berbagai dialeg seperti seperti bahasa Dayak Katingan dan Rungan. Selain itu bahasa selain itu bahasa Ma’anyan dan Ot’danum juga banyak digunakan. Bahasa Ma’anyan banyak digunakan didaerah aliran sungai Barito dan sekitarnya sedangkan bahasa Ot’danum banyak digunakan oleh suku dayak Ot’danum di hulu sungai kahayan.
  2. Sistem Pengetahuan
         Suku dayak memiliki pengetahuan tersendiri untuk bertahan hidup. Secara sederhana pengetahuan adalah segala sesuatu tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan
  • Zaman dahulu para wanita sering menggunakan anting yang banyak agar semakin panjangnya daun telinga semakin cantik wanita tersebut. Para lelakinya sering menggunakan tato bahwa semakin banyaknya tato di tubuh lelaki tersebut maka ia akan terlihat gagah dan ganteng.
                                               
                                              
3. Sistem Kekerabatan dan Organisasi sosial
  • sistem kekerabatan suku dayak ambilineal
  • perkawinan yang ideal adalah hajenan perkawinan dengan saudara sepupu yang kakek-kakeknya saudara sekandung
  • pola menetap setelah menikah utrolokal
  • pemerintahan desa secara formal berada di tangan pembekal dan penghulu. Kedudukan pembekal dan penghulu sangat terpandang di desa dan ada penasehat penghulu yang disebut mantir (dewan penasehat)
4. Sistem Ekonomi
  • Bercocok tanam di ladang (bahuma) merupakan mata pencaharian suku dayak, selain bertanam padi mereka juga menanam ubi kayu, nanas, pisang,cabai, dan buah-buahan.
                       
  • Mereka juga mngenal sistem bergotong royong yaitu mahandep
5.Sistem Religi
   Masyarakat Dayak terbagi menjadi beberapa suku yaitu Ot Danum, Ot Siang, Ma'anyan, Dayak Ngaju, Lawangan, dan lain-lain di kalimantan tengah.
  • kepercayaan yang dianut meliputi agama islam, kristen, katolik, dan kaharingan, dan kata kaharingan diambil dari Danum Kaharingan yang berarti air kehidupan.
  • percaya kepada Tuhan yang disebut dengan raying Hatalla
  • percaya juga pada roh-roh, yaitu sanging nayu-nayu (roh baik), taloh, kambek (roh jahat)
  • ada beberapa upacara-upacara diantaranya upacara tiwah, upacara penyambutan kelahiran anak, dan upacara penguburan mayat.
                             Upacara Tiwah



                                                        
               Upacara Penguburan Mayat
              

6. Sistem Kesenian
  •      Seni bangunan: rumah adat betang, biasanya dihuni lebih dari 20 kepala keluarga              
  • Seni Tari: tambu dan bungai yang bertema kepahlawanan, serta tarian balean dadas yang bertema tentang permohonan kesembuhan dari sakit
                                  
  • seni music melantunkan kidung (berupa nyanyian) yang dilantunkan seorang penidau yang ditujukan kepada roh nenek moyangnya.
  • baju adat adalah ewah yang terbuat dari kulit kayu
                                     
  • seni menganyam kulit, rotan, tikar, topi, dll 
7. Sistem Peralatan Hidup/Teknologi
  • Terdapat alat-alat seperti dondang, lonjo(tombak), ambang (parang), jarat, sipet , mandau, tombak,dll               




B. Kebudayaan Suku Bangsa Mentawai     

1. Sistem Kepercayaan/Religi
  • Pada masyarakat Mentawai berkembang agama Islam,Kristen, dan Katolik
  • Sebagian besar masyarakat mentawai tetap memegang teguh religinya religinya yang asli ialah Arat Bulungan, yang berarti Arat adalah Adat dan bulungan berasal dari kata bulu yang berarti daun.
  • Dalam religinya bukan hanya manusia yang mempunyai jiwa, tetapi juga hewan, tumbuh-tumbuhan,batu, air terjun sampai pelangi dan juga kerangka suatu benda. Selain dari jiwa ada berbagai macam ruh yang menempati seluruh alam semesta, yakni di laut,udara dan hutan belantara.
  • Menurut keyakinan orang mentawai jiwa manusia atau magere itu terletak di ubun-ubun kepala. Jiwa itu suku berpetualang diluar jasmani saat orangnya tidur yang merupakan mimpinya. Bila jiwa keluar dari tubuh bisa terjadi bahwa jiwa itu bertemu ruh jahat, akibatnya tubuh akan sakit dan bila jiwa dalam keadaan itu mencari perlindungan pada ruh nenek moyang maka tubuh mungkin akan meninggal
  • Masyarakat Mentawai juga mengenal adanya dukun yang disebut sikerei, yang berfungsi untuk menyembuhkan penyakit.
  • Mereka juga percaya bahwa tato sebagai pemersatu roh dan tubuh manusia, dan tato juga sebagai identitas suku. Dengan melihat motif tato seseorang dapat diidentifikasi asal suku seseorang.
2. Sistem Kekerabatan/Organisasi Sosial
  • Sistem kekerabatan dalam keluarga yang dianut masyarakat mentawai adalah sistem adat virilokal yaitu suatu keluarga yang terdiri dari inti senior dengan keluarga-keluarga inti dari anak laki-laki, semua tinggal dalam suatu area perumahan sebagai wilayah suku.
  • Suku-suku mentawai (penduduk asli) menghitung garis keturunan dari orang laki-laki yaitu mulai dari teteu (Kakek Ego) seterusnya sampai kepala Togatteteu (Cucu laki-laki Ego). Hal tersebut yang menyebabkan mereka masuk pada kategori menganut prinsip Patrilineal
  • Pola menetap: Neolokal
  • Sebuah kampung di Mentawai dipimpin oleh seorang kepala kampung.
3. Sistem Ekonomi
  • Mata pencaharian masyarakat Mentawai adalah berkebun, berladang dengan alat tongkat tugal. Tanaman pokok adalah keladi dan ubi jalar , selain itu ada juga padi, pisang, pepaya, tebu, sayur-sayuran, dan lain sebagainya.
  • Beburu pekerjaan utama para laki-laki suku Mentawai. Dengan mengenakan selembar kabit (cawat yang terbuat dari kayu) yang menutupi bagian bawah sambil membawa panah sebagai senjata berburu, anak panah yang telah dilumuri ommai (sejenis ramuan racun yang mematikan) sangat efektif melumpuhkan hewan buruan.
4. Sistem Kesenian
  • Tato merupakan simbol keseimbangan alam, dan dipakaikan pada saat usia akil baliq. Fungsi tato suku mentawai sebagai jati diri, status sosial dan profesi, keindahan, dan pakaian abadi.                   
  • Seni patung dan kerajinan rumah tangga 
  • Tarian suku Mentawai yaitu ada tarian Turuk Langgai, Turuk Uliyat Manyang. Turuk Pokpok.        
  • Alat musik suku Mentawai adalah Gajeuma yaitu alat musik gendang yang terbuat dari aribuk
5. Sistem Teknologi dan Peralatan Hidup
  • Peralatan yang digunakan masih bersifat tradisional seperti busur dan panah untuk berburu tegle, suki, lading, kampak untuk berladang  
  • Terdapat tradisi unik, yaitu tradisi mengasah gigi sampai runcing, yang dilakukan untuk anak laki-laki dan perempuan sejak akil baliq, diruncingkan dengan golok atau mata beliung. Akan tetapi sekarang ini sudah jarang dilakukan karena takut diejek.
C. Kebudayaan Suku Dani
                                     
1. Sistem Kepercayaan/Religi
  • Suku bangsa Dani tinggal di lembah Baliem, Irian Jaya. Mereka lebih suka disebut suku bangsa Parim/suku Baliem.
  • Suku bangsa Dani mempercayai Atou, yaitu kekuatan sakti yang berasal dari nenek moyang yang diturunkan kepada anak lelakinya. Atou dilambangkan dengan batu keramat berbentuk kapak lonjong (disebut kaneke).
  • Upacara adat yang tergolong besar antara lain: 1) Upacara Ebe-ako: merupakan upacara keselamatan dengan cara memotong babi secara besar-besaran, bisa mencapai 100 ekor babi dan 2) upacara kematian: menghormati seseorang anggota keluarga yang meninggal dunia. Pada upacara ini para pelayat melumuri tubuhnya dengan lumpur putih sebagai wujud belasungkawa. pada masa lalu anggota keluarga ini diwajibkan memotong seruas jari dengan sebilah bambu yang dilakukan oleh dukun. Namun sekarang ini cukup memotong rumput atau kuku.
  • Suku bangsa Dani termasuk ke dalam ras Melanesia
2.  Sistem Kekerabatan/Organisasi Sosial
  • Sistem kekerabatan suku bangsa Dani adalah patrilineal, dan pernikahannya bersifat poligami. Keluarga batih ini tinggal di satu satuan tempat tinggal yang disebut silimo.
  • Kepala suku besar disebut Ap.Kain. Pemimpin suku disebut Watlangka. Selain itu ada juga terdapat pemimpin pada bidang tertentu, yaitu 1) Ap Menteg : kepala perang; 2) Ap Horeg : kepala suku  kesuburan; 3) Ap Ubalik : kepala suku adat.
3. Sistem Ekonomi
  • Mata pencaharian suku bangsa Dani adalah bercocok tanam ubi kayu dan ubi jalar yang disebut hipere. selain itu juga beternak babi, dan dipelihara di sebuah kandang yang bernama wamai.
  • Binatang babi merupakan binatang ternak utama mereka. Babi dimanfaatkan untuk pemberian sebagai syarat perdamaian bila terjadi perang antar suku; sebagai alat sewa tanah. Selain dagingnya dikonsumsi, darahnya untuk upacara adat, ekor dan tulangnya untuk perhiasan, dan tulang rusuknya dibuat alat pengupas ubi.
4. Sistem Kesenian
  • Rumah suku bangsa Dani berbentuk bulat disebut Honai. Honai dibedakan menjadi Polamo (honai-honai untuk laki-laki) dan Ebe-ae (honai-honai untuk wanita).
5. Sistem Peralatan/teknologi
  • Suku bangsa Dani memiliki peralatan yang digunakan dalam aktivitas sehari-hari, misalnya korok (alat sejenis parang); sage (alat tugal), moliage (kapak batu yang ujungnya besi), dan wim (busur panah).
D. Kebudayaan Suku Bangsa Tengger (Jawa Timur)
                                
1. Sistem Kepercayaan/Religi
  • Sebagian besar masyarakat Tengger memeluk agama Hindu Mahayana
  • Berdasarkan ajaran agama Hindu yang mereka anut, setiap tahun mereka mengadakan upacara Kasodo. Upacara ini merupakan upacara dalam rangka mengirimkan kurban kepada leluhur mereka yang ada di kawah Gunung Bromo. Pemimpin upacara ini adalah  para dukun, yaitu pemimpin adat dan kerohanian masyarakat Tengger. Puncak upacara ini berlangsung tepat pada tengah malam, yaitu berupa pemilihan duukun-dukun baru, dukun-dukun baru itu di uji dan akhirnya akan dilantik sebagai dukun baru. Setelah itu, kembali dilakukan pelemparan ongkek (persembahan penduduk) ke kawah bromo. Acara ini mengakhiri keseluruhan upacara Kasodo yang berlangsung hingga subuh menjelang matahari terbit.
                                                            Upacara Kasodo
                               
2. Sistem Kekerabatan/Organisasi Sosial
  • Sistem kekerabatan masyarakat Tengger adalah bilateral
  • Pola menetap setelah perkawinan adalah matrilokal, tapi tidak dalam jangka waktu lama
  • Saat pernikahan yang bertindak sebagai penghulu adalah dukun.
3. Sistem Ekonomi
  • Masyarakat Tengger pada umumnya sebagai petani. rata-rata penduduk Tengger mereka tidak mau menjual tanah kepada orang lain. Jual beli tanah kepada orang lain diatur oleh dukun dan kepala desa
  •  Mata pencaharian suku Tengger adalah bertani, mereka bercocok tanam di ladang menanam kentang, kubis, wortel, tembakau, jagung. Jagung adalah makanan pokok suku Tengger.
4. Sistem Bahasa
  • Masyarakat Tengger menggunakan bahasa dialek Tengger.
5. Sistem Kesenian
  • Pakaan adat suku Tengger bewarna serba hitam, ikat kepala (udeng) batik warna gelap.
  • Rumah adat suku Tengger

E. Kebudayaan Suku Bangsa Sawu
                                      
1. Sistem Kepercayaan/Religi
  • Kebudayaan suku bangsa Sawu berkembang di pulau Sawu, Nusa Tenggara Timur.
  • Mayyoritas suku Sawu beragama Kristen
  • Terdapat upacara kepercayaan asli, diantaranya : 1) Upacara Doe Mone Ae (dewa besar); 2) Upacara agar terhindar dari penyakit; 3) Upacara kematian yang dipimpin oleh Ratu More Pitu.
2. Sistem Kekerabatan/Organisasi Sosial
  • Sistem kekerabatan suku Sawu adalah Patrilineal
  • Perkawinan yang ideal adalah una mohamode, yaitu laki-laki menikah dengan anak perempuan saudara laki-laki ibu
  • Masyarakat Sawu menyebut daerahnya Rai Hawu. Pemerintah Hawu dibagi empat yaitu : Haba, Dimu, Mahara, dan Liae.
3. Sistem Ekonomi
  • Sebagian besar mata pencaharian suku Sewu adalah bercocok tanam di sawah dan di ladang. Selain itu mereka juga beternak kerbau dan kuda
4. Sistem Kesenian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar